Saat Kau Mungkin Telah Pulang
- cuplikan 48
Hari ini
Awan mampu memberi tanda
Angin pun menjadi prajurit pengirim pesan
Sinar pun seakan benteng yang menjulang
Matahari juga menyelimuti kehangatan hati yang telah lama merindu
Begitu jahatkah rasa rindu
Karena itu,
Selalu kau menjadi subjek dalam doaku
Rindu ini bukan lagi kejahatan
Karena engkau telah kembali
Dari lembah tidar pengabdian
Keluar dari pintu gerbang yang seakan penjara
Tempat belajar dan berlatih untuk jadikan kau seorang pemimpin
Keras disiplin menjadi ksatria yang tangguh
Pemuda perkasa pengawal keutuhan negara dan bangsa
Entah....
Kemana tujuan kau untuk pulang?
Selain rumah dan kamarmu
Kemana kau tujukan hatimu untuk bersandar
Cukup kau harus tahu
Sabar dalam keraguan yang tak pasti
Sabar untuk menahan kecemburuan
Dengan tindakan yang selama ini ku perbuat sendiri
Meratap dan hanya meratap
Bukan tanpa harapan
Namun penuh dengan harapan
Ketahuilah bahwa
Dimana pun
Dan kapan pun
Aku serasa di penjara
Terkurung oleh waktu
Tercambuk oleh rindu
Tersesak oleh jarak
Tiada kunci yang bisa mengeluarkanku dari sel itu
Hanya kepulangan engkaulah kuncinya
Harapku
Kau kembali dengan senyum manis yang menggoda
Rasa yang tetap utuh
Walau komitmen tiada ada
Jangan ingatkan aku pada kekecewaan yang sering engkau buat
Karna ku telah lelah
Membersihkan noda pada lembaran yang sama
Lembaran yang usang dan lama
Dimanakah lembaran yang penuh warna kehidupan kita?
Asmara yang mungkin telah kita rajut
Enam bulan bukanlah waktu yang sebentar
Tahukah?
Saat dimana aku dan engkau saling berdampingan
Bersandar cerita lika liku kehidupan
Air mata yang telah turun
Saat ku mengeluh di hadapanmu
Kan kita tiadakan kekecewaan
Pengkhianatan yang sangat mungkin
Keraguan yang sangat menghantui
Kita berdirikan lagi pondasi itu
Pondasi kepercayaan yang benar benar utuh
Untuk menguatkan rajutan kita kembali
Hingga menuju halal-Nya
Seluruh semesta akan tahu
Bahwa sebelum engkau pergi mengabdi
Aku telah berikrar tuk setia menunggumu
Jikalah memang engkau ingat
Kembali dalam dekapanku
Ku tahu bahwa raga dan jiwa ini
Bukan milik engkau sepenuhnya
Dan ku tahu
Bahwa raga dan jiwa engkau
Bukan milik ku sepenuhnya
Karena itulah ikrar dapat runtuh
Saat kau memang tak ingin kembali bersandar kepadaku
Ku tak peduli alasan yang telah engkau buat
Namun
Jikalah memang itu nyata adanya akan terjadi
Berilah aku kepastian
Karena manusia tercipta teruntuk yang diciptanya
Dan ku yakini hatiku untuk kau jaga dan simpan
Dalam dunia
dan surga-Nya
Hari ini
Awan mampu memberi tanda
Angin pun menjadi prajurit pengirim pesan
Sinar pun seakan benteng yang menjulang
Matahari juga menyelimuti kehangatan hati yang telah lama merindu
Begitu jahatkah rasa rindu
Karena itu,
Selalu kau menjadi subjek dalam doaku
Rindu ini bukan lagi kejahatan
Karena engkau telah kembali
Dari lembah tidar pengabdian
Keluar dari pintu gerbang yang seakan penjara
Tempat belajar dan berlatih untuk jadikan kau seorang pemimpin
Keras disiplin menjadi ksatria yang tangguh
Pemuda perkasa pengawal keutuhan negara dan bangsa
Entah....
Kemana tujuan kau untuk pulang?
Selain rumah dan kamarmu
Kemana kau tujukan hatimu untuk bersandar
Cukup kau harus tahu
Sabar dalam keraguan yang tak pasti
Sabar untuk menahan kecemburuan
Dengan tindakan yang selama ini ku perbuat sendiri
Meratap dan hanya meratap
Bukan tanpa harapan
Namun penuh dengan harapan
Ketahuilah bahwa
Dimana pun
Dan kapan pun
Aku serasa di penjara
Terkurung oleh waktu
Tercambuk oleh rindu
Tersesak oleh jarak
Tiada kunci yang bisa mengeluarkanku dari sel itu
Hanya kepulangan engkaulah kuncinya
Harapku
Kau kembali dengan senyum manis yang menggoda
Rasa yang tetap utuh
Walau komitmen tiada ada
Jangan ingatkan aku pada kekecewaan yang sering engkau buat
Karna ku telah lelah
Membersihkan noda pada lembaran yang sama
Lembaran yang usang dan lama
Dimanakah lembaran yang penuh warna kehidupan kita?
Asmara yang mungkin telah kita rajut
Enam bulan bukanlah waktu yang sebentar
Tahukah?
Saat dimana aku dan engkau saling berdampingan
Bersandar cerita lika liku kehidupan
Air mata yang telah turun
Saat ku mengeluh di hadapanmu
Kan kita tiadakan kekecewaan
Pengkhianatan yang sangat mungkin
Keraguan yang sangat menghantui
Kita berdirikan lagi pondasi itu
Pondasi kepercayaan yang benar benar utuh
Untuk menguatkan rajutan kita kembali
Hingga menuju halal-Nya
Seluruh semesta akan tahu
Bahwa sebelum engkau pergi mengabdi
Aku telah berikrar tuk setia menunggumu
Jikalah memang engkau ingat
Kembali dalam dekapanku
Ku tahu bahwa raga dan jiwa ini
Bukan milik engkau sepenuhnya
Dan ku tahu
Bahwa raga dan jiwa engkau
Bukan milik ku sepenuhnya
Karena itulah ikrar dapat runtuh
Saat kau memang tak ingin kembali bersandar kepadaku
Ku tak peduli alasan yang telah engkau buat
Namun
Jikalah memang itu nyata adanya akan terjadi
Berilah aku kepastian
Karena manusia tercipta teruntuk yang diciptanya
Dan ku yakini hatiku untuk kau jaga dan simpan
Dalam dunia
dan surga-Nya
Comments