Teks Drama Bahasa Indonesia "Clara dan Jimmy"


Unsur Intrinsik
1.      Tokoh
a)      Inke sebagai Clara.
b)      M. Syaifuddin sebagai Jimmy.
c)      Tia sebagai Farah, Mama Clara.
d)     Asmaul sebagai Lucia, teman dekat Clara.
e)      Silvia sebagai Merry, guru BK Clara.

2.      Penokohan
a)      Clara berwatak lemah lembut, sopan santun, alim dan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang mengikuti arus perkembangan zaman (pacaran).
b)      Jimmy berwatak nakal dan kurang kasih sayang orang tua.
c)      Farah berwatak disiplin, tidak terlalu keras dalam mendidik, penuh kasih sayang dan mandiri karena sigle parents.
d)     Lucia berwatak ceria, dan peduli dengan Clara.
e)      Merry berwatak tegas, dan keras.

Clara gadis muda yang pandai, cekatan, sopan, dan juga taat akan agama. Sesuai dengan apa yang keluarganya tanamkan kepada dirinya ilmu agama. Terutama Mamanya yang selalu memperingatkan kepadanya akan hukum agama.
Pada suatu waktu, Clara harus pindah mengikuti Mamanya bekerja. Mereka pindah di daerah Surabaya. Saat Clara mulai memasuki sekolah barunya, ia sudah mempunyai teman dekat bernama Lucia. Karena Lucia adalah tetangga Clara.
Di kantin sekolah.
Anak laki-laki bernama Jimmy berusaha mendekati Clara untuk kenal lebih dekat. Jimmy merupakan seorang murid tampan yang sangat terkenal di sekolah karena kenakalannya
Jimmy  : “Hai cantik!” (langsung duduk disamping Clara)
(diabaikan oleh Clara)
Jimmy  : “Cuek amat.” (mendekati Clara)
Lucia   : “Clar… itu ada yang manggil?!” (senggol siku Clara)
Clara    : “Malas, aku gak kenal dia. Dan aku jijik.” (berbisik)
Lucia   : “Tapi dia cukup tampan. Siapa tau dia beneran pingin kenal.” (berbisik)
Clara    : “Hmm….biarin lah.” (berbisik)
Lucia   : “Bagus deh.” (berbisik)
Clara    : “Apanya yang bagus? Udah deh, cepet dihabisin makanannya.” (berbisik)
Jimmy  : “Neng, ngomongnya jangan bisik-bisik dong. Yang sini ga kedengaran.”
Clara    : “Duh… cerewet banget.”
Lucia   : (tertawa kecil)
Clara dan Lucia langsung meninggalkan meja kantin setelah menghabiskan makanannya.

Pulang sekolah.
Tiba-tiba Clara bertemu Jimmy di jalan.
Jimmy  : “Hai Clara.”
Clara    : (diam)
Jimmy  : “Sombong banget sih.”
Clara    : “Terus?”
Jimmy  : “Kenalan dong.”
Clara    : “Emang penting?”
Jimmy  : “Penting buat aku. Kan kamu anak baru di sini.”
Clara    : “Nggak perlu!” (sambil meninggalkan Jimmy)

Di Ruang Tamu.
Clara    : “Assalamualaikum, Ma.”
Farah   : “Waalaikumsalam, bagaimana hari pertamamu di sekolahan baru, sayang?”
Clara    : “Ya… begitulah Ma.”
Farah   : “Begitu bagaimana?”
Clara    : “Itu loh Ma, ada anak cowok yang pingin banget kenal aku, tapi aku ga suka caranya 
    dia kenalan.”
Farah   : “Ya maklum lah sayang, kamu kan anak baru pasti banyak yang mau kenal.”
Clara    : “Tapi aku ga suka Ma.” (sambil pergi menuju kamar)
Farah   : “Ya sudah, kamu harus bisa beradaptasi. Jangan terlalu sombong biar punya banyak
    teman.”

Malam hari di kamar Clara.
Clara sedang belajar dan Farah menghampirinya.
Farah   : “Sayang sudah makan?”
Clara    : “Belum Ma, ini aku serius belajar, besok aku ada ulangan kimia.”
Farah   : “Ya sudah, ini Mama bawain makanan. Oh ya, kamu sudah sholat isya?”
Clara    : “Oh iya Ma, aku lupa. Keasikan belajar.”
Farah   : “Kok lupa? Habis ini sholat ya.”
Clara    : “Iya Ma.”
Farah   : “Jangan tidur sampai larut malam dan jangan lupa sholat tahajud ya sayang.”

Pagi menuju Sekolah.
Lucia   : “Hai Clar….” (menyapa Clara di depan rumahnya).
Clara    : “Hai, ayo kita berangkat bareng.”
Lucia   : “Ayo! Ohya Clar, kamu tau cowok kemarin yang ngajak kenalan?” (mereka berjalan
    bersama menuju Sekolah)
Clara    : “Enggak, emang siapa sih dia? Percaya diri banget.”
Lucia   : “Dia itu Jimmy, anak paling nakal di sekolah, ya walaupun dia tampan.”
Clara    : “Tampan? Emang senakal apa?”
Lucia   : “Menurut kamu dia nggak tampan? Ya gitu lah, kalau kamu udah kenal, pasti tahu.”
Clara    : “Nggak, ya ya.”

Di Kantin Sekolah.
Clara duduk sendirian menunggu Lucia yang sedang memesan makanan. Tiba-tiba Jimmy datang dan duduk di depannya.
Jimmy  : “Hai… Clara.” (langsung duduk di hadapannya Clara)
Clara    : “Kok tahu namaku?” (bingung)
Jimmy  : “Anak kelas sudah tau namamu, masa iya aku nggak.”
Clara    : “Kalau gitu nggak usah ajak kenalan.”
Jimmy  : “Masih jutek aja. PMS neng.”
Clara    : “Hmm…”
Jimmy  : “Gitu banget jawabnya.”
Akhirnya Lucia datang, dan menyadari kehadiran Jimmy.
Lucia   : “Jimmy?! Nih makananmu Clar.” (sambil memberi makanan ke Clara)
Clara    : “Makasih Luc.”
Jimmy  : “Makanan buatku mana?”
Lucia   : “Apaan? Sana pergi, kita mau makan berdua.”
Jimmy  : “Makan rame-rame kan seru.”
Lucia   : “Tapi kita nggak mau. Ya kan Clar?” (melirik Clara)
Clara    : “Iya.”
Jimmy  : “Jahat amat kalian.”

            Dari hari ke hari, pertemanan antara Jimmy dan Clara sudah mulai membaik. Mereka berdua sudah mulai mengenal satu sama lain. Namun, Farah tidak mengetahui pertemanan mereka. Sejak Clara berteman dengan Jimmy, Clara tidak lagi terbuka dengan Mamanya dan sikapnya pun berubah. Pada saat itu, Lucia sering memberi tahu ke Clara bahwa Jimmy bukan laki-laki yang baik. Tetapi Clara tetap saja berteman dengan Jimmy. Pertemanannya dengan Lucia pun mulai memburuk.
Malam hari di Ruang Keluarga.
Farah   : “Sayang, akhir-akhir ini kok Mama nggak pernah lihat kamu main bareng Lucia
    lagi. Apa kalian ada masalah?”
Clara    : “Nggak ada masalah kok Ma, baik-baik aja. Dianya lagi sibuk, jadi nggak ada waktu
    buat main.”
Farah   : “Oh, ya sudah. Mama titip salam buat Lucia ya sayang.”
Clara    : “Iya Ma.”
Farah   : “Ya sudah, kamu cepet tidur ya sayang.”
Clara    : “Iya, Ma.”

Pagi menuju Sekolah.
Clara bertemu dengan Lucia, setelah beberapa minggu tidak lagi berangkat ke Sekolah bersama.
Clara    : “Hai… Luc.” (melambaikan tangan ke Lucia).
Lucia   : “Hai.” (tidak melambaikan tangan)
Clara langsung menghampiri Lucia.
Clara    : “Dapat salam dari Mama, Luc.”
Lucia   : “Iya, salam balik.”
Clara    : “Kapan kita main bareng lagi?”
Lucia   : “Nggak ada waktu Clar.”
Clara    : “Biasanya kamu ada waktu buat aku. Kenapa sekarang kamu jadi berubah kayak
    gini?”
Lucia   : “Aku ada waktu buat kamu kalau kamu sudah ngga sama Jimmy lagi.”
Clara    : “Kenapa gitu?”
Lucia   : “Kan aku sudah bilang berulang kali ke kamu. Kalau dia itu bukan anak baik. Kamu
    salah arah Clar.”
Clara    : “Nggak Luc, aku nggak salah arah. Kamu yang nggak bisa ngertiin aku. Dan Jimmy
    yang aku kenal, nggak kayak yang kamu bilang.”
Lucia   : “Aku udah ngertiin kamu Clar, aku bilang gini karena aku peduli sama kamu.”
Clara    : “Nggak, kamu ngga bisa ngerti.” (dengan nada kasar).
Lucia   : “Yasudah, terserahmu!”
Clara    : “Apa karena Jimmy, kamu jauhin aku dan berubah kayak gini?”
Lucia   : “Aku nggak berubah seperti yang kamu bilang Clar.” (langsung meninggalkan Clara
    yang masih diam berdiri di depan rumahnya).

Di Kantin Sekolah.
Clara dan Jimmy duduk berduaan.
Jimmy  : “Clar, ayo besok kita main.”
Clara    : “Main kemana Jim? Besok kan masih sekolah.”
Jimmy  : “Kemana aja. Kamu mau nggak?”
Clara    : “Aku mau aja, tapi kan besok masih sekolah.”
Jimmy  : “Ya kita nggak usah masuk sekolah.”
Clara    : “Maksud kamu?” (Clara mulai berpikir apa yang dibicarakan Lucia)
Jimmy  : “Bolos lah Clar.”
Clara    : “Aku nggak berani Jim, pasti dimarahi Mama.”
Jimmy  : “Ayo lah, pertama kalinya kita bisa main bareng.”
Clara    : “Tapi aku takut Jim.”
Jimmy  : “Nggak usah takut, kan ada aku. Mama kamu nggak bakal tau kok, kan taunya kamu
    berangkat sekolah.”
Clara    : “Tapi?”
Jimmy  : “Kamu pingin main bareng aku nggak?”
Clara    : “Iya, tapi Jim…”
Jimmy  : “Ayolah!”
Keesokan harinya, Jimmy dan Clara  tidak masuk sekolah. Clara tidak sadar, ternyata dia tidak masuk sekolah sudah tiga hari. Di sekolah, Merry (Guru BK) menelfon Farah.
(Bicara di telfon)
Merry  : “Assalamualaikum Bu. Ini saya guru BKnya Clara.”
Farah   : “Waalaikumsalam. Iya, ada apa Bu?”
Merry  : “Saya mau menanyakan keberadaan Clara, Bu? Karena sudah tiga hari Clara tidak
   masuk sekolah tanpa keterangan.”
Farah   : “Apa benar seperti itu Bu?”
Merry  : “Iya Bu.”
Farah   : “Tapi, tiap hari dia berangkat sekolah, Bu.”
Merry  : “Kalau begitu, tolong tanyakan ke Clara ya Bu.”
Farah   : “Iya Bu. Terimakasih sudah memberi tahu saya.”
Merry  : “Sama-sama Bu. Apa besok Anda ada waktu untuk datang ke sekolah?”
Farah   : “Iya Bu, ada.”
Merry  : “Kalau begitu, besok datang ke sekolah jam 8 ya Bu.”
Farah   : “Iya Bu.”
Merry  : “Assalamualaikum, Bu.”
Farah   : “Waalaikumsalam.”

            Saat itu juga Farah mencoba menghubungi Clara. Namun, tidak bisa dihubungi. Farah langsung menghubungi Lucia. Namun, Lucia berkata jujur dan membantah bahwa dia benar-benar tidak mengetahui keberadaan Clara, saat itu juga Lucia tidak sengaja menceritakan pertemanannya dengan Clara yang sudah tidak baik. Farah pun merasa bingung dan ketakutan.
            Ketika Clara sudah pulang. Farah langsung menanyakan kepadanya. Namun, Clara berkata bohong dan Farah pun tetap diam. Karena Farah percaya, bahwa besok dia akan mengetahui permasalahannya yang dialami oleh anaknya, Clara. Pertama kalinya Farah dibohingi Clara, padahal sebelumnya selalu berkata jujur dan terbuka. Farah juga curiga dengan perubahan sikap Clara.
Di Ruang BK.
Farah   : “Assalamualaikum.”
Merry  : “Waalaikumsalam, silahkan masuk Bu. Dengan ibunya Clara?”
Farah   : “Iya Bu.”
Merry  : “Silahkan duduk, Bu. Sebentar, saya panggil Clara dan Jimmy di kelas.”
Farah   : “Iya Bu.”
Beberapa menit kemudian, Merry telah datang bersama Clara, Jimmy dan Lucia. Clara sangat terkejut karena dia melihat Mamanya di ruangan itu. Sebelumnya Clara memang tidak tahu bahwa orangtuanya bakal dipanggil ke sekolah.
Clara    : "Mama? Ada apa ke sini Ma?"
Farah   : "Mama dipanggil Bu Merry sayang."
Merry  : " Iya Clar, mama kamu saya panggil ke sini karena kamu kemarin tidak masuk
   sekolah selama tiga hari."
Farah   : "Apa itu benar sayang?"
Clara    : "Tapi ma?"
Farah   : "Sayang katakan dengan jujur, mama nggak akan marah. kalau kamu berkata
   bohong, mama kecewa."
Clara    : "Iya Ma, Clara main."
Farah   : "kenapa kemarin bohong sama mama?"
Clara    : “Clara takut mama marah."
Farah   : "Astaghfirllah sayang, mama nggak akan marah kalau kamu jujur. tapi mama
   kecewa, karena anak mama berubah seperti ini."
Clara    : “Iya ma, maafkan Clara."
Farah   : “Kamu main sama siapa? bukan dengan Lucia kan?"
Clara    : "Iya, bukan sama Lucia ma."
Farah   : "Terus sama siapa ?"
Lucia   : “Jimmy tante, ini anaknya."
Farah   : "Apa benar itu Clara?"
Clara    : “Iya ma." (menundukan kepala)
Farah   : "Dia pacar kamu?"
Clara    : "Bukan Ma"
Farah   : "Kamu bohong lagi sayang."
Clara    : “Maafkan Clara Ma."
Farah   : "Kamu ajak main anak saya kemana?"
Jimmy : “Nggak jauh-jauh kok tante."
Farah   : “Kamu paksa dia buat main dan nggak masuk sekolah, seperti itu. dan tanpa izin
   saya. kamu berani sekali”.
Jimmy : “Maafkan saya tante.”
Farah   : “Kenapa Mama baru tahu sekarang? kamu sudah berulang kali berbohong ke mama
   Clara. Lucia, kamu tahu tentang ini semua?”
Lucia   : “Iya tante. dan clara sudah berulang kali saya bilangin kalau Jimmy bukanlah anak
   yang baik.”
Farah   : “Dan kamu nggak bilang ke saya?”
Lucia   : “Iya tante, saya salah. saya minta maaf.”
Merry : “Sudah bu, hal seperti ini dipastikan tidak terulang kembali. dan kamu jimmy, kamu
   dapat hukuman dari sekolah, kamu dikeluarkan dari sekolah ini karena point mu
   sudah banyak.”
Farah   : “Saya mohon maaf bu. saya kurang mendidik anak saya dengan benar.”
Merry : “Tidak apa bu, ini juga dikarenakan faktor lingkungan yang tidak baik. karena Clara
   tidak masuk sekolah selama tiga hari dan mendapatkan point 15, hanya dikenai
   teguran saja.”
Farah   : “Terima kasih banyak bu.”
Merry : “Ibu harap, kalian berdua tidak mengulangi kesalahan yang sama. dan kamu Lucia,
kamu jangan tutupi kesalahan temanmu hanya karena ingin melindungi nya.     
kesalahan yang kalian perbuat bisa menjadi pelajaran buat ke depannya.

Akhirnya kebohongan Clara diketahui oleh ibunya. pertemanannya dengan Jimmy pun berakhir. clara meminta maaf ke pada Lucia, dan hubungan mereka kembali baik. kejadian saat itu membuat Clara belajar banyak tentang arti pertemanan yang sesungguhnya, tidak hanya itu, Clara juga belajar apa arti kejujuran yang tulus.

Comments

Popular posts from this blog

Teks Drama Bahasa Inggris "Legend Banyuwangi"

Resensi Buku Non Fiksi "Biografi Agus Muhadi"