Alissya Takut Berenang

Karya : Anak Exkul Cerpen dan Puisi SMP Negeri 3 Sidoarjo



“Pokoknya aku tidak mau lagi ke kolam renang dan berenang!” Teriak Alisyya keras  - keras. Mamanya hanya tersenyum dan menasihati Alisyya.
            “Sayang, tidak usah takut, airnya dangkal, kok.” Kata Mamanya menasihati Alisyya.
            Yah, maklumlah dia tidak mau ke kolam renang. Alisyya paling benci dengan olahraga yang satu ini. Berkali – kali Tiar dan Dhana, adik Alisyya, sering mengusulkan tempat rekreasi yang asyik, yaitu di kolam renang.
            “Ma, aku renang dulu, ya!” Teriak Tiar sambil menceburkan dirinya ke kolam renang. Dhana juga ikut – ikutan menceburkan ke kolam renang. Alisyya hanya menyaksikan saudara – saudarinya bermain air, pergi ke kolam arus dan ke kolam apung.
            “Lisyya, kenapa kamu tidak suka berenang?” Tanya Mamanya pada suatu hari.
            “Bukannya Lissya takut, Ma. Cuma, dulu Lisyya pernah renang sama teman – temanku. Setelah itu, Lisyya tenggelam. Lisyya hampir tidak bisa bernafas dan pendengaran Lisyya terganggu. Semenjak itu Lisyya tidak akan pergi ke kolam renang, apalagi berenang.” Jelas Lisyya.
            “Sayang, tidak boleh begitu. Kamu harus semangat dong. Lihat Tiar dan Dhana. Tiar juga pernah sepertimu. Malah kejadiannya lebih parah. Tiar tenggelam tidak ada seorang pun yang tahu. Akhirnya, dia hampir kehabisan nafas. Untung Tiar kuat, kalo dia tidak kuat, dia bisa tenggelam.” Cerita Mamanya Alisyya.
            “Wah, hebat dong Tiar, aku tidak bakalan bisa seperti Tiar.” Puji Lisyya takjub.
            “Kamu pasti bisa seperti Tiar. Asalkan kamu punya prinsip yang sama seperti Tiar. Yaitu : Tetap mencoba sesuatu walau banyak rintangan yang dihadapi. Oke, Mama lanjutkan ceritanya.” Jelas Mama Fialis, nama Mamanya Lisyya.
            “Kemudian, sekitar 10 menit, ada Dhana. Dhana meminta tolong pada semua orang agar membantu Kakaknya. Akhirnya, Tami, teman Tiar ikut menceburkan ke kolam renang. Tiar terselamatkan walau dia sesak nafas. Kisah ini harus kamu ambil sebagai pelajaran.” Jelas Mama Fialis.
            “Tapi, aku bingung, Ma. Kira – kira,  kapan Tiar tenggelam? Kenapa Mama tidak memberitahu Lissya?” Tanya Lisyya.
            “Kira – kira tanggal 25 Desember yang lalu. Mama merahasiakan ini karena Mama disuruh Tiar. Tapi, jangan bilang ke Ayahmu dan orang lain ya!” Perintah Mama Fialis.
            “Okey, Ma…” Omongan Alisyya terputus karena Tiar mengajak Kakaknya ke kolam renang.
            “Kak Lisyya, ayo ikut Tiar ke kolam apung, yuk! Disini Kakak tidak bisa tenggelam, lho!” Ajak Tiar sambil terkekeh – kekeh geli.
            “Ih, kamu apa – apaan sih. Tapi, beneran ya kalo di sana semua orang bisa mengapung?” Tanya Lisyya meyakinkan Tiar.
            “Ya sudah kalo Kakak tidak percaya. Tapi, Kakak mau tidak?” Tawar Tiar sekali lagi.
            “Ikut sana Lisyya, jangan takut dengan kolam renang ya?!” Kata Mama Fialis meyakinkan Lisyya.
            “Ya sudah Kakak ikut. Tapi janji ya, jangan pernah jahilin Kakak di kolam renang, okey?!” Canda Lisyya.
            “Okeyy!!!”     
            Akhirnya, Lisyya berani ke kolam renang dan berenang. Lisyya tahu, tidak seharusnya ia putus asa. Justru sebaliknya, Lisyya mengambil pelajaran daru Tiar, adiknya sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Teks Drama Bahasa Inggris "Legend Banyuwangi"

Resensi Buku Non Fiksi "Biografi Agus Muhadi"